Bongkahan batu well rounded yang Gem-AFIA Group terima dari Kecamatan Karangnunggal, Tasikmalaya memerlihatkan nuansa warna merah putih setelah dipotong. Di potongan
selanjutnya, warnanya menjadi lebih kontras, demikian juga
yang masih terjepit di mesin potong (Gambar 4).
Selain
warna merah putih, yang tak kalah menariknya adalah masih terlihatnya tekstur
fosil koral yang mirip sarang tawon di seluruh bagian batu, baik yang berwarna
merah ataupun yang putih. Inilah yang dikenal di ilmu geologi sebagai proses
pseudomorphic dimana larutan silika (SiO2/Kuarsa) masuk ke pori-pori fosil
koral gampingan (CaCO3) tanpa merubah tekstur koral tersebut.
Gambaran di atas memperkuat hipotesis
bahwa di periode Miosen Bawah (16 sampai 25 juta tahun), wilayah Tasikmalaya
selatan berada di bawah permukaan laut yang subur, yang dalamnya berkisar dari
40 sampai 60 meter. Akibat kegiatan gunung api bawah laut saat itu, fosil koral
tersebut tertimbun dan terjebak dalam rempah-rempah gunung api yang mengandung
beragam mineral. Proses tektonik selanjutnya mengangkat Tasikmalaya selatan,
dari dasar laut ke ketinggian yang sekarang ini.
Gambar 1 : Bongkah well round batu Jasper Karangnunggal, Tasikmalaya sebelum dipotong. |
Gambar 2 : Permukaan potongan pertama dari bongkahan Jasper diatas. |
Komentar
Posting Komentar