Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

Permata Jawa Barat

Kami kembali kedatangan tamu dengan membawa satu satu contoh batu mengandung kristal berwarna merah. Batu tersebut menurutnya ditemukan di Jawa Barat. Bersama Bu Siti Rahayu ST, MT, SPJ, GG (GIA), batu tersebut diperiksa. Subhanallah kristal berwarna merah tembus cahaya tersebut adalah Mirah Delima betulan alias Natural Percious Ruby yang tertanam dalam matrix batu Kalsedon. Atas temuan spektakuler tersebut, Bapak Gubernur Jawa Barat beserta Ibu yang sedang dalam perjalanan haji dari Arofah ke Mina menyatakan rasa bahagianya dan menyarankan agar lokasinya dapat segera dimankan. Beliau juga mendoakan semoga penemuan Ruby berkualitas tinggi tersebut akan membawa kebaikan bagi pemilik dan masyarakat. Dibawah ini adalah beberapa foto yang menggambarkan betapa indahnya Ruby Jawa Barat tersebut. Seperti halnya harapan dan doa Pak Gubernur dan Ibu, Mang Okim (Miko--Pemilik sekaligus Direktur CV Gem-AFIA) juga berharap semoga deposit Ruby kelas dunia yang tiba-tiba nongol di Jawa Bara

Munculnya Geode Kristal dalam Fosil Koral

Kejutan seakan tak habis- habisnya dari Tasikmalaya Selatan. Kami kembali mendapat kiriman bongkahan fosil koral yang stuktur koralnya masih utuh, baik  vertikal ataupun horizontal. Bagian luar terkesan rapuh, tetapi bagian dalamnya cukup padat. Susunan kimianya tidak lagi kapur atau karbonat yang kekerasannya hanya 3 skala Mohs dan bereaksi dengan larutan asam HCI, tetapi sudah menjadi silika atau akik padat yang kekerasannya 7 skala Mohs.  Yang istimewa dari bongkahan koloni fosil koral ini yang umurnya Miosen Bawah (20-25 juta tahun) adalah munculnya gua kecil berbentuk segitiga dengan rekahan/urat di bawahnya yang berisi kristal-kristal kuarsa jernih, putih, dan bahkan ungu muda. Bongkahan ini bila diamati lebih dalam lagi bisa menjadi master piece yang dapat menjelaskan tentang proses silisifikasi dari batu gamping koral dan pengisian rongga-rongga bekas pelarutan dalam batuan gamping koral tersebut dengan kristal-kristal kuarsa dan beragam mineral lainnya.

Scale of Dragon Gems from Enrekang, Sulawesi Selatan

Scale of Dragon Gems alias  Batu Mulia Sisik Naga adalah nama yang diberikan oleh masyarakat perbatuan Enrekang, Sulawesi Selatan. Berkat nama tersebut maka batu mulia Sisik Naga langsung melejit ke jajaran batu mulia elit Nusantara dengan harga yang terbayangkan sebelumya. Sujatmiko, Pemilik CV. Gem-AFIA, telah memetakan wilayah Enrekang tersebut pada tahun 1972-1973 atau lebih 40 tahun yang lalu (Peta Geologi Lembar Palopo - Majene skala 1:250.000). Di peta ini dapat ditafsirkan bahwa batu mulia Sisik Naga tersebut berasal dari formasi sedimen laut berumur Miosen Atas-Pliosen atau 10-2 jutaan tahun. Beliau mengenal batu Sisik Naga dari para pengrajin batu mulia Enrekang yang trainning di workshop Gem-AFIA Pasir Luhur Bandung pada 9 mei 2015. Hari Minggu 21 Juni 2015 lalu, Ia lebih mengenalnya lagi dari beberapa stand pamdi pameran IGS. Bahannya mirip dengan konkresi batu lempung mengandung besi yang banyak ditemukan di Sumedang-Majalengka (dikenal sebagai batu granat ata

Peralatan Neolitik dari Tasikmalaya Selatan

Kenalan lama dari Pemilik sekaligus Direktur CV. Gem-AFIA membawa banyak batuan yang  dikemas dalam beberapa karung. Sebagian besar batu tersebut berupa serpihan-serpihan batu tipis yang bagian pinggrinya tajam, jelas bukan alamiah (Gambar 1). Yang sungguh menakjubkan, di antara serpihan-serpihan batu tipis tersebut terdapat juga potongan-potongan batu agak terbalan yang bentuknya hampir mirip (Gambar 2), bahkan ada yang berbentuk kapak atau pahat persegi yang permukaannya belum diupam/dihaluskan (Gambar 3). Yang lebih menakjubkan lagi adalah ditemukannya peralatan batu yang lebih canggih seperti kapak batu diupam yang patah, bahan gelang batu yang telah tersentuh bor, serut batu, pasak batu, dll (Gambar 4). Dari gambaran di atas, kiranya tidak diragukan bahwa lokasi temuan merupakan pusat perbengkelan batu Neolitik yang cukup penting. Mengacu pada industri gelang batu Neolitik di DAS Klawing Purbalingga di Jawa Tengah, industri peralatan batu di Tasikmlaya bisa saja berlangsung

Nilai Nasionalis dalam Batu Tasikmalaya

Bongkahan batu well rounded yang Gem-AFIA Group terima dari Kecamatan Karangnunggal, Tasikmalaya memerlihatkan nuansa warna merah putih setelah dipotong. Di potongan selanjutnya, warnanya menjadi lebih kontras, demikian juga yang masih terjepit di mesin potong (Gambar 4). Selain warna merah putih, yang tak kalah menariknya adalah masih terlihatnya tekstur fosil koral yang mirip sarang tawon di seluruh bagian batu, baik yang berwarna merah ataupun yang putih. Inilah yang dikenal di ilmu geologi sebagai proses pseudomorphic dimana larutan silika (SiO2/Kuarsa) masuk ke pori-pori fosil koral gampingan (CaCO3) tanpa merubah tekstur koral tersebut. Gambaran di atas memperkuat hipotesis bahwa di periode Miosen Bawah (16 sampai 25 juta tahun), wilayah Tasikmalaya selatan berada di bawah permukaan laut yang subur, yang dalamnya berkisar dari 40 sampai 60 meter. Akibat kegiatan gunung api bawah laut saat itu, fosil koral tersebut tertimbun dan terjebak dalam rempah-rempah gunung api y

Keajaiban dan Filosofi Angka 8 di Akik Lapis (Banded Agate)

Angka 8 dipercaya oleh sebagian kalangan khususnya pencinta batu mulia sebagai angka khusus yang mengandung nilai filosofis. Alasannya karena kalau kita ikuti garis di angka 8 akan nyambung terus, tidak pernah terputus. Hal tersebut kemudian dihubungkan dengan kehidupan kita yang diharapkan terus mengalir tiada henti, baik dalam kehidupan berumah tangga, dalam bisnis, dalam karir, dalam jabatan, dalam rezeki, dalam meningkatkan rasa syukur dan rasa ikhlas terhadap Tuhan YMK, dan lain sebagaimya. Batu bergambar angka 8 di bawah ini bahannya dari batu akik berlapis yang ditemukan berlimpah di komplek G.Honje, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Ditemukan tahun 1996 dalam formasi gunung api tua berumur Miosen Bawah (20-25 jutaan tahun), temuan menarik ini tekah dipresentasikan oleh Direktur CV. Gem-Afia di Pertemuan Ilmiah Tahunan ke 26 Ikatan Ahli Geologi Indonesia / IAGI di Jakarta 9-11 September1997 dengan judul : Struktur Internal Akik Banten dan Upaya Peningkatan Nilai Tambah

Mutiara Oyster (Pearl Oyster) dari Tasikmalaya

Kerang Oyster merupakan anggota dari Phyllum Mollusca/Kerang-kerangan, Sub-phyllum Conchifera, Class Bivalia, Superfamily Ostreoidea, terdiri atas 2 jenis yaitu True Oysters dan Pearl Oysters.  Di Tasikmalaya telah ditemukan Fosil Oyster yang umurnya Miosen (5-25 jutaan tahun) termasuk jenis Pearl Oyster/Osyter Mutiara. Kesimpulan ini didasarkan atas kenyataan bahwa di permukaan dalam dari kulit atau cangkang Oysters tersebut muncul embrio mutiara kecil-kecil (Gambar 1-3). Ukuran kerang Oyster relatif kecil-kecil, hanya 3 sentimeteran garis tengahnya. Walaupun demikian, embrio mutiaranya di beberapa Oyster tidak saja satu- dua melainkan beberapa butir.  Semoga dapat ditemukan Fosil Oyster yang ukurannya lebih besar dan berisi mutiara yang masih utuh. Gambar 1: Batu gamping lempungan (mikrit) mengandung  cangkang kerang jenis Oyster berumur Miosen (25-5 jutaan tahun). Gambar 2:  Gambar kedua menunjukkan kandungan  fosil kerang jenis Oyster dalam jumlah

Tentang Kami

Profil Perusahaan GEM-AFIA berdiri atas prakarsa Ir. H. Sujatmiko, Dipl.Ing yang berawal dari hobi mengoleksi batu-batuan dan profesinya sebagai ahli geologi. Pada tahun 1989, GEM-AFIA mulai beroprasi dengan kegiatan utama mengolah beberapa jenis batuan yang didapat dari lahan-lahan potensial di Jawa Barat. Disamping itu, karena banyaknya permintaan akan jasa konsultasi di bidang geologi dan pertambangan, GEM-AFIA dalam beberapa kesempatan juga menerima kontrak pekerjaan eksplorasi dari pihak swasta.  Usaha pengolahan batu mulia ternyata cukup berkembang, karena itu GEM-AFIA melakukan pemekaran usaha ke arah yang lebih luas. Selain kegiatan utama berupa identifikasi jenis dan penelitian kualitas batu mulia yang didukung peralatan skala laboratorium, dilakukan juga perancangan dan produksi peralatan untuk mengolah batu mulia, serta pengolahan berbagai macam produk yang menggunakan batu mulia ( misalnya : perhiasan dan cendera mata) menggunakan fasilitas workshop yang memadai